Kenapa Mogok Nasional ??

Kenapa Mogok Nasional ??

Ari
Yanti yang baik, ingatkah dirimu pada rembulan yang tersenyum, di atas dermaga Pulau Untung Jawa. Malam itu kita sedang duduk berdua, di pinggi pantainya yang tenang. 

Masih hangat dalam ingatanku, saat dirimu merebahkan kepalamu di pundakku. Sementara rambutmu yang lembut tergerai ditiup angin. Saat itu aku utarakan niatku untuk segera menikahi dirimu. Untuk menautkan satu janji suci, untuk selalu bersama dalam suka dan duka. 
Kita telah melewati banyak rintangan. 

Dari yang paling berat sekalipun. Kuharap engkau bisa mengerti, sebab tak banyak yang bisa kuungkapkan, lebih dari apa yang aku rasakan.

Yanti
 Ari, yang tak kalah baik. Jika saja dirimu tahu, aku serasa tidak menginjak bumi saat kau ucapkan kalimat itu. Bagi seorang perempuan, tidak ada yang indah ketimbang perkataan sang kekasih yang berniat dengan sungguh untuk segera menikahinya. 

Aku pun perempuan, Ri. Sungguh, aku sangat bahagia mendengarnya. 
Tapi engkau tahu, orang tuaku belum bisa mengabulkan keinginan kita, jika status pekerjaanmu masih outsourcing: tanpa kepastian.

Cintaku padamu memang tak bersyarat. Tetapi orang tuaku mensyaratkan itu, Ri. 
Tadinya aku sulit menerima kenyataan itu, tapi belakangan aku pahami, itu dilakukannya karena besarnya rasa sayangnya padaku. Untuk melindungi anaknya, agar tidak kecewa dikemudian hari. Ari, baiknya kita jalani saja dulu hubungan kita seperti biasanya, kalau memang jodoh, kelak kita pasti akan bersama. Namun jika engkau tidak bisa menerima keputusanku ini, aku ikhlas seandainya pun engkau harus pergi.

Siska
Kugenggam surat pemberhentian kerja ini dengan hati remuk. Kehamilanku baru saja menginjak 7 bulan, saat perusahaan mem-PHK diriku secara sepihak. Padahal kami sedang membutuhkan banyak uang untuk biaya persalinan buah hatiku nanti. Mana suamiku sudah tidak lagi bekerja, setelah beberapa bulan yang lalu diputus masa kontraknya. Apakah sebagai buruh outsourcing - sebagai perempuan - kami tidak boleh hamil dan melahirkan? Tidak bolehkah terlahir sebuah generasi baru, dari pekerja yang berstatus alih daya? Jika boleh, mengapa mereka selalu memberhentikan setiap buruh yang hamil dan hendak melahirkan. Biadab, tega sekali kalian memutus satu generasi...

Wibowo
Bangsat! Setelah bertahun-tahun membanting tulang untuk bisa membiayai sekolah anak, kini anakku masuk kerja dengan status outsourcing (tanpa kepastian kerja dan masa depan suram).

Said Ikbal
Lihat itu kampus-kampus terbaik, seperti ITB dan UI. Pertanyaan kita sederhana, apakah UI, ITB, hanyalah untuk anak-anak orang kaya? Apakah anak buruh-buruh tidak punya kesempatan untuk mendapatkan sekolah-sekolah terbaik di negeri ini? Mereka, orang kaya, bisa menyekolahkan anak-anaknya di sekolah terbaik, bahkan bisa mengikutkan anak-anaknya dalam bimbingan belajar. Tanya anak-anak buruh, apakah ada yang ikut bimbingan belajar? Apakah anak-anak buruh jika ikut bimbingan belajar, bisa makan? Oleh karena itu saudara-saudara, saya sebagai presiden KSPI, sebagai presiden FSPMI, sebagai pemimpin buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia, menyerukan stop retorika dan diskusi, mari kekuatan buruh, lawan, dan untuk menunjukkan kekuatan kita! Mari bergabung dalam mogok nasional, 3 Oktober 2012....

sumber : http://www.facebook.com/notes/kahar-s-cahyono/mogok-nasional-12-kami-lakukan-ini-karena-cinta/10151140097928411

0 comments:

Post a Comment